Tips menjadi SUPERVISOR yang PROFESIONAL, INTELEK dan memiliki ATTITUDE yang BAIK

Apa kabar teman-teman, semoga kita semuanya dalam keadaan baik dan sehat-sehat saja ya.

Hari ini saya akan memposting sedikit penjelasan tentang cara atau tips menjadi seorang Supervisor yang PROFESIONAL, INTELEK dan memiliki ATTITUDE yang BAIK.

Jadi siapa tahu satu saat nanti teman-teman diberi kesempatan, menjabat sebagai supervisor ditempat anda bekerja, maka hargailah dan jalanilah jabatan anda dengan baik, bertanggungjawab dan profesional.

Seorang Supervisor yang baik, tidak cukup hanya berhasil mencapai target yang ditentukan perusahaan perbulannya. Seorang supervisor harus memiliki kompetensi yang baik, dengan memiliki suatu kemampuan atau kecakapan dalam melaksanakan suatu tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Seorang supervisor yang baik harus bekerja secara profesional,


Seorang supervisor harus INTELEK atau cerdas, yaitu tidak gampang panik, berpikiran negatif, Emosi serta marah-marah. Seorang supervisor yang intelek akan memiliki kecerdasan, termasuk kreatifitas, kepribadian yang baik, watak yang baik dan pengetahuan serta kebijaksanaan dalam setiap mengambil keputusan.

Seorang supervisor juga harus memiliki ATTITUDE yang baik, dengan cara menjaga sikap dan perilakunya sehari-hari. Menjaga cara bicaranya, bertindak, dan caranya memperlakukan orang lain atau bawahannya, karena semua ini adalah cerminan  dari apa yang ada didalam pikirannya. 

Sebagai seorang supervisor, anda harus memiliki kualitas yang penting, yaitu memiliki INTUISI yang baik, kerendahan hati, keramah-tamahan, ketekunan, sifat humor, kesabaran, ini adalah sifat yang penting  harus dimiliki seorang supervisor. Karena supervisi menyangkut hubungan anda dengan bawahan anda dan orang disekitar anda.




Untuk menjadi seorang supervisor yang baik, anda harus memiliki 4 Karakteristik dibawah ini :
  1. Karakter. Supervisor harus bersikap jujur, dengan mengakui semua perbuatannya, baik itu benar maupun salah. Supervisor harus memiliki Integritas, dengan melaksanakan apa yang sudah diucapkannya, yaitu tidak asal bunyi, melainkan konsekwen dengan setiap ucapan dan keputusannya.
  2. Koperatif.  Supervisor harus bisa bekerjasama dengan bawahannya, klien, supplier, sesama supervisor , juga dengan manajernya. Jangan Egois dengan mempertahankan pendapatnya sendiri meskipun belum tentu benar.
  3. Kompeten.  Supervisor haruslah orang yang kompeten dibidangnya, menguasai apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepadanya.
  4. Komunikatif.  Supervisor haruslah yang komunikatif. Jadi karna anda bekerja dengan manusia yang mempunyai perasaan, bukan robot, maka berbicaralah dengan "bahasa manusia". Setiap ada masalah jangan langsung Emosi, mengeluarkan kata-kata yang kasar, dan marah-marah serta berteriak-teriak. Jadilah pendengar yang baik, berikan respon yang tepat, berikan solusi dan motivasi. Coba anda berlatih lagi untuk cara presentasi yang baik, cara briefing yang baik, melakukan coaching, memberikan feedback, membantu problem solving, memimpin meeting, meningkatkan negotiating skills.

Dibawah ini sebuah contoh cerita tentang Supervisor yang tidak baik untuk di tiru :

Ada seorang supervisor yang pikirannya selalu negatif, gampang emosi dan marah-marah terhadap bawahannya, tanpa terlebih dahulu menganalisa apa penyebab masalah tersebut, sehingga mengambil keputusan yang salah dengan sikap yang frontal, dengan selalu mengeluarkan kata-kata ancaman.  Sehingga menunjukkan si supervisor ini kurang intelek, kurang profesional dan tidak punya attitude yang baik.

Supervisor ini juga cara kerjanya kurang profesional, bahkan cenderung menjadi pengganggu bagi anak buahnya yang sedang bekerja, yang sedang Online dengan client. Mengapa demikian? 

Kebetulan supervisor ini membawahi beberapa marketing, yang tentunya harus bekerja keras untuk mencapai targetnya perbulan, agar mendapatkan gaji berikut komisi yang lumayan setiap bulannya.

Sebagai seorang marketing yang kerjanya online dengan Client untuk menawarkan produk yang dijualnya, maka marketing ini harus bekerja dengan fokus, serius dan harus konsentrasi dalam berbicara pada clientnya ditelpon, menjelaskan produk yang dijualnya, agar nantinya si client dapat dengan jelas mendengarkan keterangan si marketing tersebut, sehingga si client tertarik dan membeli produk yang ditawarkan marketing tersebut.

Tetapi ditengah-tengah pembicaraan simarketing dengan si client ditelpon, tiba-tiba si supervisor berlari kencang kemeja si marketing yang sedang menelepon clientnya, dan dengan suara kencang dia bicara di belakang si marketing, mengatakan bahwa simarketing salah dalam menyampaikan penjelasan produk ke client.

Seharusnya carakerja si supervisor ini tidak seperti itu. harusnya dia berbisik ditelinga si marketing, mengatakan ada yang salah, agar marketing bisa langsung memperbaiki kata-kata penyampaiannya ke client di telpon tersebut.

Kalo supervisor berteriak dari mejanya, atau berlari ke meja marketing bersuara dengan kencang menyatakan marketing tersebut telah salah, nah inikan sangat mengganggu! suara kencang supervisor ini mengganggu konsentrasi si marketing disaat bicara dengan client, bahkan bisa makin bertambah salah penyampaiannya nanti ke client, akibat terganggu oleh suara keras dari si supervisor tersebut.

Bahkan sampai-sampai si Client diseberang sana bisa mendengar jeritan atau suara kencang si supervisor tersebut, sehingga si client merasa terganggu juga dengan suara jeritan si supervisor ini, dan mengatakan " ini kantor apa ya, ko brisik amat? " .

Akibat sikap dan kelakuan si supervisor tersebut dengan suara kerasnya, yang telah menggangu kinerja si marketing dan yang telah mengganggu kenyamanan si client, maka si Marketing gagal dalam melakukan penjualan terhadap si client tersebut, dan perusahaan mengalami kerugian.

Seharusnya si supervisor ini bekerja lebih profesional lagi. harus berlatih lagi untuk menjadi supervisor atau leader yang baik. Kalau misalnya ada kesalahan kata-kata marketingnya dalam menjelaskan atau menawarkan produk ke clientnya, harusnya si supervisor tersebut menegur si marketing secara pelan ditelinganya saja, jangan berteriak dengan suara keras, agar marketing tidak kaget dan bingung sehingga semakin salah,  karna lupa dengan apa selanjutnya yang akan disampaikannya ke client tersebut.

Atau si supervisor ini bersabar sedikit, menunggu si marketing selesai bicara dulu dengan clientnya. Setelah selesai barulah supervisor tersebut memanggil si marketing bawahannya tersebut ke mejanya, atau ke satu ruangan yang kosong, lalu menjelaskan kesalahan marketing tersebut, kemudian memberitahukan kata-kata yang benar untuk menjual produknya ke client. Jadi memberikan penjelasan yang baik, serta solusinya, sehingga supervisor ini bekerja secara profesional, intelek dan memiliki attitude yang baik.

Sebab apabila kelakuan atau cara si supervisor ini begini terus, kurang profesional dalam menyikapi setiap marketing yang melakukan sedikit kesalahan berbicara dengan client, maka alangkah banyaknya kerugian yang akan dialami perusahaan tempatnya bekerja, karena kegagalan penjualan yang dilakukan marketing yang diakibatkan kelakuan si supervisor yang mengganggu kinerja serta produktifitas simarketing bawahannya tersebut.

Tetapi sebenarnya terkadang kurang jelas juga apa yang membuat si supervisor ini tiba-tiba berteriak dari mejanya, atau berlari kemeja marketing yang sedang online dengan client, lalu dengan suara keras menegur marketing yang sedang fokus bicara dengan client.

Padahal sebenarnya kalau diperhatikan atau didengarkan, tidak ada kesalahan yang signifikan dari  kata-kata marketingnya disaat bicara dengan client dalam menjual produk tersebut, itu terkadang adalah trik atau strategi, atau cara marketing tersebut dalam melakukan penjualan. Dimana cara ini sudah sering digunakan marketing tersebut, dan tidak ada masalah.

Tetapi anehnya bisa tiba-tiba si supervisor menjerit dari mejanya atau lari ke meja marketing yang sedang online dan dengan suara kencang menyatakan marketing tersebut salah! sehingga sangat mengganggu, yang mengakibatkan kerugian bagi simarketing, dan kerugian juga bagi perusahaan, karena penjualan gagal.

Lalu ironisnya, ada marketing yang lain, yang jelas-jelas salah cara penyampaiannya ke client, malah tidak ditegur oleh supervisor ini. Dalam hal ini menimbulkan tanda tanya. Mengapa sudah jelas-jelas marketing tersebut salah cara penyampaian ke client, tetapi tidak ditegur oleh supervisor tersebut, karena simarketing ini adalah teman dekatnya. Jadi dalam hal ini si supervisor tidak profesional, karena bekerja dengan cara tidak OBJEKTIF, sebab bekerja dengan rasa SENTIMEN dan BENCI terhadap marketing yang tidak disukainya.

Supervisor ini juga sering mengeluarkan kata-kata ancaman terhadap bawahannya, dengan mengatakan bahwa kalau dia mau, dia bisa mengacak-acak atau merekayasa absensi bawahannya ke perusahaan. Dan bisa merekayasa yang lainnya juga, hal ini sungguh tidak profesional, yang membuat dia semakin tidak disukai oleh bawahannya, karena mereka ketakutan atas ancaman si supervisor ini, sebab bisa saja si supervisor ini berbohong ke atasannya dan menyatakan hal-hal yang tidak baik tentang salah satu marketing yang dibencinya.

Setelah bekerja dengan cara menerapkan kata-kata ancaman kepada bawahannya, serta dengan cara kepemimpinannya yang kasar dan tidak profesional, supervisor ini masih percaya diri sekali mengatakan bahwa Tim nya Solid.  Padahal dibelakang supervisor ini, dia habis-habisan di omongin oleh bawahannya, dia dibenci oleh bawahannya. Memang didepannya semua bawahannya bersikap manis, karena mereka takut ancaman si supervisor, yang bisa saja membuat mereka kehilangan pekerjaan.

Supervisor ini mengatakan timnya solid, sementara dia tidak bisa menghargai bawahannya. Dia hanya menghargai bahawannya yang dia sukai saja, yang suka menjilat sama dia atau cari muka padanya.  Supervisor ini tidak mau menghargai anak buahnya yang lain yang tidak pintar menjilatnya, yang sudah loyal bekerja di timnya, baik dari segi waktu dan pencapaian target. Dia memang bukan supervisor yang peofesional, tidak intelek dan tidak punya attitude yang baik. Jadi jangan ditiru Supervisor yang punya sikap seperti ini ya teman-teman.

Sebenarnya jika dipikir-pikir, Tim nya mencapai target setiap bulannya bukan karena kepintarannya memimpin timnya. Sebab kebetulan saja timnya, atau anak buahnya semuanya adalah marketing yang sudah berpengalaman, yang sudah menjadi marketing yang berprestasi di perusahaan lain, sehingga tidak perlu di ajarin lagi untuk cara menjual yang baik. semuanya sudah pintar menjual.

Malah kalau diperhatikan, kebanyakan sikap supervisor ini malah mengganggu kinerja para bawahannya, mematahkan semangat, suka mengancam, brisik dengan suaranya yang keras, dan tidak konsekwen dengan ucapannya, suka berbohong, bekerja tergantung mood, dan cepat emosi atau marah-marah, kata-katanya kasar, suka tidak menjaga perasaan orang.

Jadi karna dia menjadi leader atau supervisor para marketing yang sudah jago menjual, maka otomatis supervisor ini mencapai targetnya. tanpa perlu membimbing mereka, karna semuanya marketing yang sudah senior.

Seandainya tim, atau anak buah si supervisor ini semuanya newcomer, marketing yang belum berpengalaman, kemungkinan besar si supervisor ini tidak akan mencapai targetnya. Mengapa demikian, karena cara kepemimpinannya yang kurang profesional, dan kurang bisa menbimbing atau memotivasi anak buahnya.

Jika cara yang kurang profesional seperti ini dilakukan seorang supervisor terhadap Marketing yang masih junior, maka mereka tidak akan bertahan lama, dan cepat-cepat keluar mencari perusahaan yang lain.
Tapi karena yang dipimpim si supervisor tersebut adalah marketing yang sudah senior, maka apapun yang dilakukan supervisor ini, mereka tetap bertahan karena memang sudah tahan banting dalam dunia marketing, atau sudah terbiasa.

Jadi semoga supervisor yang masih bersikap kurang profesional seperti ini, lebih banyak belajar lagi kepada para supervisor yang lebih senior, yang sudah terbukti memimpin dengan profesional, atau banyak-banyak baca buku cara kepemimpinan yang baik dan benar.

Jadilah supervisor yang Profesional, Intelek dan memiliki Attitude yang baik.
Seorang supervisor yang baik harus bekerja secara profesional, dengan cara selalu bertindak OBJEKTIF, yaitu bebas dari rasa SENTIMEN dan BENCI, dan harus bisa bekerja secara profesional dengan bersikap ADIL dan JUJUR.

 


Seorang pemimpin adalah orang yang tahu jalan, melaluinya, dan menunjukkan jalan tersebut -  (John C. Maxwell )


Baiklah teman - teman, sampai disini dulu postingan saya hari ini, semoga bermanfaat ya, dan semoga kita tetap semangat dalam melakukan pekerjaan kita dengan lebih profesional lagi.😊












Postingan populer dari blog ini

KERJA ONLINE untuk MENGUMPULKAN DOLLAR dari SURVEi

MEMILIKI SIKAP PROFESIONAL dalam SEGALA PROFESI atau PEKERJAAN yang kita lakukan

UBAH KREATIFITASMU UNTUK MENGHASILKAN UANG by INTERNET

METODE UNTUK MENGHILANGKAN LEMAK PERUT SECARA ALAMI DAN AMAN SAAT ANDA TIDUR

Tips Menjadi PEMIMPIN yang IDEAL, BERKELAS dan PROFESIONAL