MEMILIKI SIKAP PROFESIONAL dalam SEGALA PROFESI atau PEKERJAAN yang kita lakukan
Apa kabar teman-teman, semoga kita semuanya dalam keadaan baik dan sehat-sehat saja ya.
Hari ini saya akan memposting sedikit penjelasan tentang PROFESIONAL dan PROFESIONALISME. Jadi Seharusnyalah dalam setiap Profesi yang kita lakukan atau yang kita kerjakan kita tetap bersikap PROFESIONAL. Tidak perduli mau profesi atau pekerjaan kita sebagai Pengusaha, Direktur, Manajer, Supervisor, Staff, Marketing, Sales, Pedagang, Petani dan berbagai macam profesi lainnya yang sedang kita kerjakan saat ini.
PROFESI adalah pekerjaan yang kita lakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan uang yang akan kita gunakan untuk menafkahi hidup kita dan keluarga kita dengan mengandalkan keahlian yang kita miliki.
PROFESIONAL adalah orang yang memiliki Profesi atau pekerjaan dengan ketrampilan yang khusus atau kemampuan yang tinggi dan yang berpegang teguh pada nilai MORAL dengan memiliki
PROFESIONALISME adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar. Seorang yang memiliki jiwa Profesionalisme akan selalu mendorong dirinya agar tetap bekerja secara Profesional, dengan cara selalu bertindak OBJEKTIF,
Dibawah ini ada beberapa syarat yang harus dimiliki seseorang jika ingin jadi seorang profesional. yaitu :
- Menguasai pekerjaannya
- Memiliki loyalitas ( setia terhadap perusahaan tempatnya bekerja )
- Memiliki integritas ( kejujuran )
- Sanggup bekerja keras ( tidak gampang mengeluh )
- Memiliki Visi ( memiliki tujuan )
- Memiliki kebanggaan ( bangga dan tetap beryukur )
- Memiliki komitmen ( Janji tetap bekerja dengan baik dan jujur )
- Memiliki motivasi (Selalu berusaha menyemangati orang disekitarnya)
Jadi untuk
seseorang yang sudah menguasai pekerjaanya, misalnya bisa mencapai
target yang ditentukan perusahaan tempatnya bekerja, belum bisa disebut
seorang yang profesional jika orang tersebut tidak JUJUR dan tidak LOYAL
terhadap perusahaan tempatnya bekerja, perusahaan yang telah
menggajinya, sehingga bisa menafkahi dirinya dan keluarganya.
sebagai contoh
Jika ada seorang Manager atau Supervisor atau seorang leader yang
dipercayakan suatu perusahaan untuk bekerja memimpin satu departemen
diperusahaan itu, misalnya departemen Pemasaran atau marketing. Dimana
tentunya leader ini akan memiliki beberapa anak buah yang disebut tenaga
pemasaran atau marketing. Tentunya marketing ini punya target yang harus
dicapai perbulan untuk mendapatkan gaji berikut komisi yang
telah ditentukan perusahaan tersebut.
Misalnya
target penjualan perbulannya 2 milyar, barulah si marketing dapat komisi
berikut gajinya misalnya nominalnya Rp.10.000.000,- tetapi jika tidak mencapai 2
milyar maka si marketing hanya dapat gaji pokok ditambah sedikit komisinya,
misalnya dapat Rp.5.000.000
( selisih gaji dan komisi yang
diterima marketing yang tidak mencapai target 2 Milyar terhadap gaji dan komisi
marketing yang mencapai target 2 Milyar jauh sekali, yaitu sebesar Rp.5.000.000
)
Lalu
ternyata ada kebohongan yang dilakukan leader atau supervisor marketing
tersebut, yaitu dengan cara meminta setiap marketing yang sudah
mencapai target 2 Milyar membantu setiap marketing yang belum mencapai
target 2 Milyar. Agar laporan keperusahaan nantinya si marketing yang
tidak mencapai target 2 Milyar ini sudah mencapai target juga, dan
otomatis si leader ini juga mencapai
Dalam hal ini si leader atau supervisor atau manager yang sudah
dipercayakan perusahaan tersebut tidak profesional karena sudah tidak
JUJUR dan melakukan KEBOHONGAN dan tidak LOYAL terhadap perusahaan
tempatnya bekerja, serta tidak ADIL terhadap marketing yang nyata telah
mencapai targetnya, sebab jadi tidak terlihat perbedaan dari seorang
marketing yang bekerja keras mencapai targetnya terhadap marketing yang
tidak mencapai targetnya. Sebab penghargaan atau gaji dan komisi yang
diterima sama.
Dalam
jadi
perusahaaan dirugikan sebesar Rp.5.000.000 per marketing.
Misalnya
dalam satu team ada 10 orang marketing, dan yang mencapai target
misalnya hanya 4 orang, lalu
Coba kita bayangkan
kerugian yang dialami perusaan tersebut. Misalnya 6 orang x Rp.
5.000.000 = Rp.30.000.000 per bulan kerugian yang dialami perusahaan, yang harusnya ini layak diterima oleh marketing yang sudah benar benar
bekerja keras untuk mencapai targetnya.
Bagaimana jika hal ini terjadi
terus menerus..setiap bulannya...bayangkan 30 juta/bulan x 12 bulan =
Rp. 360.000.000 per tahun kerugian perusahaan yang harus dibayarkan
kepada marketing yang tidak layak, yang tidak seharusnya menerima uang
ini. Hal ini diakibatkan oleh ke tidak JUJURAN si leader, supervisor
atau manager terhadap perusahaan tersebut. Mereka tidak Loyal terhadap
perusahaan yang telah memberi nafkah untuk dirinya dan keluarganya.
Layak kah mereka disebut PROFESIONAL ! dan kasihan juga bagi marketing
yang selalu tekun bekerja dan selalu mencapai target dan loyal terhadap
perusahaan baik didalam segi waktu, tetapi sama penghargaan yang mereka terima
dengan marketing yang tidak berprestasi.
Dan kalau misalnya satu saat
perusahaan mengetahui Kebohongan dan ke tidak jujuran yang telah
dilakukan leader atau supervisor ini kan Bahaya. Lalu pantaskah leader
/supervisor/ manajer ini Berbangga diri atas kebohongan dan ketidak
jujurannya terhadap dirinya sendiri, anak buahnya, juga perusahaan
tersebut. Ini adalah salah satu contoh yang tidak benar dan tidak patut
di ikuti. karena sepintar pintarnya Tupai melompat satu saat akan
terjatuh juga.
Jadi kesimpulannya :
Seorang PROFESIONAL tidak cukup hanya memiliki kecerdasan dan kepintaran, tetapi juga harus memiliki atau menerapkan nilai-nilai KEJUJURAN, KEBENARAN dan KEADILAN.
Seorang profesional harus memiliki INTEGRITAS agar ia tetap mempunyai PRINSIP hidup untuk bertahan dalam situasi yang tidak menentu.